03.31
area
� Banyak jalan menuju Roma �, istilah tersebut sangat sesuai untuk menggambarkan banyaknya cara dan pilihan peluang bisnis yang dapat kita jalankan. Hal itu pula yang memberikan motivasi kepada Kang Ikun yang saat ini bekerja sebagai penjual siomay keliling. Karena terbatasnya modal dan kemampuan yang ia miliki, kang Ikun yang saat itu telah menyelesaikan sekolahnya ditingkat SLTP di Purwokerto. Memutuskan untuk ikut pamannya yang melancong ke kota Jogja untuk berjualan siomay keliling.
Berawal dari kebiasaannya ikut bersama sang paman yang menjajakan siomay keliling dengan sepeda , Kang Ikun akhirnya memberanikan diri untuk berjualan siomay keliling sendiri dengan mengambil alih sebagian wilayah jualan sang paman. � Saat itu saya masih berumur 13 tahun, jadi paman cuma ngasih ijin saya berkeliling di wilayah yang tidak terlalu jauh dari kontrakan,� ungkap Kang Ikun. Berkat ketekunan dan kegigihan kang Ikun selama bertahun � tahun menekuni usaha siomay kelilingnya, kini Kang Ikun telah memiliki tiga sepeda siomay keliling yang digunakannya bersama dengan kedua anak buahnya untuk berjualan siomay keliling.
Setiap harinya Kang Ikun berkeliling mulai dari pukul 12.00 sampai dengan pukul 19.00, dengan wilayah keliling area sekolahan, daerah anak � anak kost yang ada di sekitar kampus daerah Jogja, serta masyarakat umum. � Kebanyakan pelanggan tetap saya para mahasiswa dan anak � anak kost, � jelasnya.
Kini usaha yang dimilikinya mampu dijadikan pegangan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya serta kebutuhan keluarganya yang ada di kampung. Ia bisa menjual siomay dagangannya rata � rata 40 porsi / hari, dengan harga Rp 4.000,- / porsi. Selain itu Kang Ikun juga masih dapat tambahan pemasukan dari setoran yang dihasilkan dari kedua anak buahnya, rata � rata anak buahnya menghabiskan 250 butir siomay per harinya dengan harga Rp 400,- / butirnya.
Diluar kegiatan pokoknya jualan siomay keliling, kang Ikun juga sering mendapatkan pesanan siomay untuk hidangan acara � acara khusus atau hajatan yang diadakan para pelanggan tetapnya.
Dari usaha siomay keliling yang dianggap contoh usaha kecil pun kita mampu memperoleh keuntungan yang besar apabila ditekuni dan dikelola dengan baik. Kepuasan pelanggan menjadi syarat mutlak yang harus dicapai dalam menjalankan segala macam usaha. Dan Kang Ikun pun selalu berkomitmen untuk menjaga kualitas rasa siomay yang diproduksinya. � Walaupun siomay saya hanya pakai sepeda keliling, tapi rasa siomay saya gak boleh kalah dengan siomay yang ada di restoran.� Ujar Kang Ikun sembari tersenyum dengan penuh percaya diri.
Berikut kami cantumkan analisa biaya berjualan usaha ini.
Analisa Ekonomi
Modal awal
Bahan baku Rp 100.000,00
Gerobak sepeda Rp 300.000,00
Peralatan Rp 200.000,00
Lain � lain Rp 25.000,00 +
Jumlah Rp 625.000,00
Biaya Operasional / hari
Pembelian bahan baku Rp 100.000,00
Gas Elpiji Rp 13.000,00
Lain � lain Rp 10.000,00+
Jumlah Rp 123.000,00
Pemasukan
Omset/ hari : 40 porsi x Rp 4.000,00 = Rp 160.000,00
Laba bersih / hari Rp 37.000,00
Laba bersih / bulan
Rp 37.000,00 x 30 hari = Rp 1.110.000,00
Jika rasanya saja tidak kalah dengan siomay restoran, kenapa tidak kita kembangkan usaha yang potensial ini menjadi usaha yang lebih besar lagi. Tentunya bagi mereka teman-teman seperti Kang Ikun ini membutuhkan support dana dan pendampingan manajerial untuk membantu mengembangkan usahanya lebih besar lagi.
Sumber gambar : http://www.tabloidharapanindah.com/imgupl/_107_1085.gif
http://food.detik.com/images/content/2009/06/04/294/siomaybsr.jpg
www.bisnisukm.com
0 komentar:
Posting Komentar